Unsur-unsur Peta
Ada enam unsur dalam
sebuah peta yang baik. Keenam unsur itu adalah judul peta, garis tepi peta,
legenda, skala, penunjuk arah (mata angin), dan garis astronomi.
a. Judul peta
Judul peta menunjukkan nama peta. Judul
peta ditulis di bagian atas dengan huruf yang menonjol. Misalnya, PETA JAWA
BARAT, PETA KALIMANTAN, PETA INDONESIA, dan sebagainya.
b. Garis tepi peta
Garis tepi peta adalah batas-batas
pinggir gambar peta. Fungsi garis tepi untuk menulis angka-angka derajat
astronomis.
c. Legenda
Legenda adalah keterangan-keterangan
yang menjelaskan simbol- simbol pada peta. Biasanya legenda terletak di bagian
bawah sebelah kiri ataupun kanan. Sedangkan simbol ialah gambar yang digunakan
untuk mewakili objek-objek dalam peta. Misalnya simbol untuk danau, sungai,
jalan, rel kereta, ibukota provinsi, batas kabupaten, dan sebagainya. Pemakai
peta bisa melihat keadaan suatu wilayah. Simbol-simbol peta berbentuk warna,
garis, dan gambar.
1. Warna
Arti warna-warna dalam
peta sebagai berikut :
- Warna hijau menunjukkan dataran
rendah.
- Warna kuning menunjukkan dataran
tinggi.
- Warna cokelat menunjukkan daerah
pegunungan.
- Warna putih menunjukkan puncak
pegunungan yang tertutup salju.
-
Warna biru menunjukkan daerah perairan (laut, sungai, danau). Warna biru untuk
laut, dibedakan ketajamannya. Gunanya untuk menunjukkan kedalaman laut. Warna
biru tua untuk laut dalam dan biru muda untuk laut dangkal.
2. Garis
Arti simbol-simbol garis pada peta
sebagai berikut :
3. Gambar
Ada banyak gambar simbol dalam peta.
Arti gambar-gambar simbol dalam peta sebagai berikut :
d. Skala
Skala adalah perbandingan jarak pada
peta dengan jarak yang sesungguhnya. Sebuah peta selalu dibuat jauh lebih kecil
dari keadaan yang sebenarnya. Akan tetapi, letak, jarak, dan arahnya seperti
keadaan yang sebenarnya.
Ada dua macam jenis skala, yaitu skala
angka dan skala garis.
1. Skala angka (skala
numerik)
Skala angka disebut juga skala perbandingan.
Skala biasanya ditulis di bagian bawah. Misalnya dalam sebuah peta kita
menemukan Skala 1:10.000 (dibaca 1 berbanding 10.000). Ini berarti bahwa jarak
1 cm pada peta sama dengan 10.000 cm di permukaan bumi. Atau 1 cm pada peta
sama dengan 100 m atau 0,1 km jarak yang sebenarnya. Misalnya, jarak antara
kota A ke kota B di peta adalah 5 cm. Ini berarti jarak yang sebenarnya dari
kota A ke kota B adalah 5 cm X 10.000 cm = 50.000 cm. Kalau dinyatakan dalam
meter berarti 500 meter. Kalau dinyatakan dalam kilometer berarti 0,5 km.
2. Skala garis
Skala ini ditunjukkan
oleh garis lurus yang dibagi dalam bagianbagian yang sama. Panjang
masing-masing ruas = 1 cm. Mari kita pelajari contoh skala garis berikut ini.
Skala garis di atas berarti bahwa 1 cm
di peta sama dengan 1 km di tempat sebenarnya. Cara mengubah skala angka
menjadi skala garis, Misalnya dalam sebuah peta tertulis skala angka 1 : 5.000.000.
Kamu tahu ini berarti 1 cm pada peta sama dengan 5.000.000 cm pada jarak yang
sebenarnya (di muka bumi). Atau, 1 cm pada peta sama dengan 50 km pada jarak
sesungguhnya.
·
.A. Warna Peta
Warna peta digunakan
untuk membedakan kenampakan atau objek di permukaan
bumi, memberi kualitas atau kuantitas simbol di peta, dan untuk keperluan
estetika peta. Warna simbol dalam peta terdiri dari
8 warna, yaitu:
·
Warna hijau
Warna hijau menunjukkan
suatu daerah yang memiliki ketinggian kurang dari 200 m. Biasanya bentuk muka
bumi yang terdapat pada ketinggian < 200 m didominasi olah dataran rendah.
Dataran rendah di Jawa terdapat di sepanjang pantai utara dan pantai selatan.
·
Warna merah
Warna merah menunjukkan jalan kereta
api/gunung aktif. Warna merah sering dijumpai di peta suatu provinsi.
1.
Warna hijau muda
Warna hijau muda menunjukkan suatu
daerah yang memiliki ketinggian antara 200–400 m di atas permukaan laut. Bentuk
muka bumi yang ada di daerah ini berupa daerah yang landai dengan disertai
bentuk-bentuk muka bumi bergelombang dan bukit. Penyebaran bentuk muka ini
hampir menyeluruh di atas dataran rendah.
2. Warna kuning
Warna kuning menunjukkan suatu daerah
yang memiliki ketinggian antara 500–1000 m di atas permukaan laut. Bentuk muka
bumi yang ada di daerah ini didominasi oleh dataran tinggi dan perbukitan dan
pegunungan rendah. Penyebaran dari bentuk muka bumi ini berada di bagian
tepi-tengah dari Provinsi Jawa Tengah dan paling luas di sebelah tenggara
Kabupaten Sukoharjo.
Warna cokelat
muda
Warna cokelat muda menunjukkan daerah
yang mempunyai ketinggian antara 1000–1500 m di atas permukaan air laut. Bentuk
muka bumi yang dominan di daerah ini berupa pegunungan sedang disertai
gunung-gunung yang rendah. Penyebaran dari bentuk muka ini berada di bagian
tengah dari Jawa Tengah, seperti di sekitar Bumiayu, Banjarnegara, Temanggung, Wonosobo,
Salatiga dan Tawangmangu.
Warna cokelat
Warna cokelat menunjukkan daerah yang
mempunyai ketinggian lebih dari 1500 m di atas permukaan air laut. Bentuk muka
bumi di daerah ini didominasi oleh gunung-gunung yang relatif tinggi. Penyebaran
dari gunung-gunung tersebut sebagian besar di bagian tengah dari Jawa Tengah.
Warna biru keputihan
Warna biru menunjukkan warna kenampakan
perairan. Warna biru keputihan menunjukkan wilayah perairan yang kedalamannya
kurang dari 200 m. Bentuk muka bumi dasar laut di wilayah ini didominasi oleh
bentuk lereng yang relatif landai. Zona di wilayah ini disebut dengan zona
neritik. Penyebaran dari zona ini ada di sekitar pantai. Di wilayah perairan
darat warna ini menunjukkan danau atau rawa. Di Wonogiri terdapat Waduk Gajah
Mungkur, di Bawen terdapat Rawa Pening, di sekitar Kebumen terdapat waduk
Wadaslinang dan Sempor dan masih ada beberapa waduk kecil lainnya.
Warna biru muda
Warna biru muda menunjukkan wilayah perairan
laut yang mempunyai kedalaman antara 200–2000 m. Bentuk muka bumi dasar laut di
wilayah ini didominasi oleh bentukan lereng yang relatif terjal. Wilayah ini
merupakan kelanjutan dari zona neritik. Namun wilayah ini tidak tergambar dalam
peta umum.
Warna biru tua
Warna biru tua menunjukkan wilayah
perairan laut dengan kedalaman lebih dari 2000 m. Bentuk muka bumi dasar laut
di sekitar Pulau Bali pada kedalaman > 2000 m sulit untuk diketahui dan
tidak bisa diinterprestasikan dari peta. Namun biasanya bentuk muka bumi pada
laut dalam dapat berupa dataran, lubuk laut, drempel dan palung laut. Bentuk
muka bumi seperti ini juga tidak tergambar dalam peta umum.
a. Tipe Huruf (Lettering)
Lettering berfungsi
untuk mempertebal arti dari simbol-simbol yang ada. Macam penggunaan ettering:
Obyek Hipsografi
ditulis dengan huruf tegak, contoh: Surakarta
Obyek Hidrografi ditulis dengan huruf
miring, contoh: Laut Jawa
b. Garis Astronomis
Garis astronomis terdiri atas garis lintang
dan garis bujur yang digunakan untuk menunjukkan letak suatu tempat atau
wilayah yang dibentuk secara berlawanan arah satu sama lain sehingga membentuk
vektor yang menunjukan letak astronomis.
Inset
Inset adalah peta kecil
yang disisipkan di peta utama. Macam-macam inset antara lain:
·
Inset penunjuk lokasi, berfungsi menunjukkan letak daerah yang belum dikenali
·
Inset penjelas, berfungsi untuk memperbesar daerah yang dianggap penting
·
Inset penyambung, berfungsi untuk menyambung daerah yang terpotong di peta
utama
d Garis Tepi Peta
Garis tepi peta merupakan garis untuk
membatasi ruang peta dan untuk meletakkan garis astronomis, secara beraturan
dan benar pada peta.
Sumber dan Tahun Pembuatan
Sumber peta adalah referensi dari mana
data peta diperoleh.
Garis Lintang dan Garis
Bujur
Garis lintang adalah
garis yang melintang dari arah barat - timur atau dari arah timur - barat.
Garis bujur adalah garis yang membujur dari arah utara - selatan atau selatan –
utara.